Rabu, 16 November 2011

Yakinlah Selalu Akan Doamu, Anak muda :)

Yakinlah Selalu Akan Doamu, Anak muda

Suatu hari, sebuah kisah mulia terjadi dan bermula dari suatu tempat yang sangat sederhana, Pangkalan becak. Seorang bapak tua tengah membersihkan keringatnya setelah seharian bekerja. Beliau adalah seorang tua yang berusia sekitar 75 tahun dan sudah lebih dari 35 tahun mencari nafkah dengan menarik becak. Sosoknya sangat sederhana dan murah senyum. Dikalangan teman- temannya, si bapak tua adalah seorang yang sangat disegani, karena kejujurannya.
ketika sore menjelang, ada seorang anak muda menaiki becaknya. Si anak muda adalah seorang yang kaya, terpelajar dan modern. Dia berniat datang ke kota tersebut untuk berekreasi dan melepas penatnya setelah lama bekerja di kota. Berjam- jam mereka berkeliling kota, sampai akhirnya adzan magrib pun berkumandang. Seketika, si bapak tua itu menghentikan becaknya di depan sebuah masjid, dan meminta ijin untuk sholat.
Setelah beberapa lama, mereka kemudian melanjutkan kembali acara jalan- jalan tadi. Dan, sampailah mereka pada sebuah warung kopi dipinggir jalan.
"Nak, apa bapak boleh minta ijin sebentar untuk buka puasa?"
" Bapak puasa? " Jawab anak muda tersebut dengan sedikit terkejut.
" Iya. sebentar saja, bapak ingin beli air dulu"
" Saya ikut sekalian pak. Kita minum kopi bareng. Saya yang traktir" Kata si anak muda dengan semangat.
Mereka berduapun akhirnya melepas lelah sambil ngobrol dan bersantai di warung tersebut.
" Kenapa bapak puasa tapi masih mengayuh becak?. Apa ndak capek?" Si anak muda memulai pembicaraan.
" Bapak sudah terbiasa insyaallah. Ndak apa- apa nak" Jawab pak tua singkat.
  Waktupun terus berlalu. Banyak hal mereka bicarakan bersama malam itu. Dan melihat hari semakin malam, anak muda tersebut berniat pamit pulang. Dia mengucapkan terimakasih seraya memberikan uang sebagai ongkos naik becak. Tapi di luar dugaan, bapak tukang becak itu menolaknya.
" Ini kan ongkos buat bapak tadi setelah seharian mengantar saya." Kata anak muda itu kali ini dengan masih sangat heran
" Ndak nak, trimakasih" jawab bapak tua
" Maap apa masih kurang? Ok. Ini buat bapak semua" Tanyanya lagi sambil memberikan uang 2 ratus ribu.
"Maaf nak bukan begitu. Sebenarnya..."
" Kenapa pak? " Diapun buru- buru memotong perkataan itu.
" Maaf nak, bukan bapak tidak mau menerima. Tapi hari ini hari kamis nak, bapak tidak mau menerima uang dari siapapun yang naik becak bapak. "
" Kok bisa begitu pak?" Tanya si anak muda dengan lebih penasaran. "
"Bapak inikan orang miskin dan bodoh, tapi... sebenarnya bapak ingin naik haji. Semua orang memang mentertawakan bapak, mereka bilang bapak suka berkhayal. Lah wong, buat makan sehari hari saja tidak cukup apalagi naik haji. Akhirnya bapak cuma bisa minta sama Allah, karena bapak yakin Allah satu- satunya yang tidak akan mentertawakan bapak."
"Lalu..." si anak muda tidak dapat menghentikan rasa penasarannya.
"Kalau hari senin dan kamis bapak tidak akan meminta bayaran sedikitpun kalau ada orang yang naik becak. Bapak berniat sedekah dengan tenaga bapak itu. Bapak berharap suatu hari Allah melihat kesungguhan usaha ini dan akan mengabulkan doa bapak."
" Apa bapak yakin? "
" Kalau kita berharap pada makhluk, kita harus siap- siap untuk setiap saat kecewa, tapi kalau kita berharap hanya pada Allah, Dia adalah satu- satunya yang tidak pernah mengkhianati kita, nak. Kita harus Yakin dengan apa yang kita doakan dan cita- citakan, Insyaallah Allah tidak akan mengkhianati kita. "
Sejenak si anak muda tersebut terdiam. Benar- benar kali dia kehilangan walaupun  hanya satu huruf saja untuk di ucapkan. Tak terasa, kopi yang disuguhkan dihadapannya telah dingin. Dan dia masih belum bisa mengatakan apapun. Setelah beberapa saat dia pamit pulang meninggalkan pasar yang ramai dengan hiruk pikuknya.
Setelah sampai di rumah, pikirannya kemudian di penuhi dengan seribu satu hal. Kata- kata bapak tukang becak itu begitu lugu dan natural namun sangat dalam baginya. Entah mengapa, seketika perasaan malu menyeruak melingkupi batinnya. Teringat padanya, bahwa dia selama ini yang selalu dalam gelimang harta dan kekayaan, namun sangat susah baginya untuk sekedar meluangkan waktu untuk mengingat tuhannya. Kesadarannya tiba- tiba muncul dan berkata bahwa ternyata selama ini, harta yang dia miliki hanyalah sekedar ujian baginya, dan sayangnya dia tidak berhasil dalam ujian itu, karena terbukti harta telah membuatnya jauh dari Allah sang maha Rahman.
Masih terngiang di kepalanya, ucapan bapak tukang becak tersebut. Herannya, dia bukanlah seorang profesor atau manusia yang mempunyai gelar terhormat, namun baru kali inilah, seorang yang lugu, sederhana, namun sangat sholeh, telah berhasil menyentuh hatinya.
Beberapa hari kemudian...
Si anak muda akhirnya telah kembali ke kota tersebut, dan kali ini dia berada di tengah- tengah pangkalan becak itu. Telah bulat tekadnya untuk menemui tukang becak tua yang dia jumpai beberapa hari lalu, untuk membicarakan sesuatu. Setelah beberapa jam mencari dan menunggu, maka bertemulah mereka berdua, masih di tempat warung kopi yang sama seperti dulu.
" Apakah bapak mau menemani saya?" tanya anak muda tersebut sambil tersenyum.
" Kemana nak?"
" Saya ingin mengajak bapak berhaji tahun ini"
(NayMa/Voa-Islam.com)

Don't Judge Person by Facebook Profile!!!

Don't Judge Person by Facebook Profile!!!

 

“Don’t Judge Person by Facebook Profile!” Sekilas mirip pepatah yang familiar di telinga kita, “Don’t judge book by cover.” Tetapi yang akan kita bahas kali ini bukan dunia buku, tetapi dunia maya.
Sebuah jejaring yang banyak menjangkiti warga Indonesia adalah pesbuk. Ada yang rela ga makan, rela ga pergi taklim demi pesbuk (kok senyum-senyum, merasa ya?)
“Subhanallah, setiap komentar dan postingan akhi ukhti selalu menyejukkan dan bernilai, bagai permata berkilauan yang memancarkan keindahan.”
(Gubrakkkkkkkkk!!!!)
Komentar seorang ikhwan terhadap teman akhwatnya di pesbuk tetangga, saya tersenyum geli aja, cuma lewat doank dan kebetulan tahu ada yang tebar-tebaran pujian. Di dunia nyata sudah berkali-kali pula saya mendengar akhwat, teman sejawat, sahabat yang cerita-cerita ikhwan-ikhwan pujaannya di dunia maya bernama pesbuk. Banyak yang berpendapat dan meyakini apa yang tergambar di pesbuk adalah gambaran nyata dan pribadi sebenarnya akan diri seseorang.
Ketika seorang dengan akun pesbuk menuliskan postingan-postingan bernilai positif, itu tidak dapat dijadikan rujukan bahwa orang tersebut memang benar-benar sesuai antara kepribadian dan kemampuannya didunia nyata dengan apa yang ditampilkan di dunia maya alias dumay.
Orang yang punya kemampuan mendalam dalam berdebat di dumay, belum tentu ia juga mampu berdebat secara baik dan ilmiah didunia nyata. Bahkan seseorang yang biasa memosting komentar yang panjangnya terbentang dari Sabang sampai Merauke pun belum tentu dia mampu berkata panjang lebar didunia nyata.
Dunia maya adalah dunia penuh pesona, berisikan aneka sandiwara, adegannya palsu belaka, mirip para pemain drama. Jika ingin mengetahui seseorang secara asli dan tulen, bukan dengan cara melihat sepak terjangnya di dumay. Namun kadang kita juga tidak bisa mengatakan seseorang urakan dan berandalan hanya karena postingan pesbuknya yang suka menghajar seseorang dengan kalimat pedas, intinya ya ‘DON’T JUDGE PERSON BY FACEBOOK PROFILE!”
Ada beberapa tipe pemain pesbuk, yang di mana setiap tipe ini kadangkala sesuai karakter asli seseorang di dunia nyata, tetapi ada juga yang berbalik 180 derajat. Berikut tipe-tipenya:
1. TEBAR PESONA
Tipe ini mempunyai cirri-ciri sangat suka update foto. Hampir setiap hari atau setiap waktu, foto-fotonya akan di upload terus-menerus, agar para fansnya pada mampir untuk sekedar memberi senyum, jempol, komentar manis.
Bagi yang cantik seakan berkata ‘nih que cantik’, bagi jilbaber mengandung pesan ‘jilbab que manis khan’, bagi pemakai niqob juga membawa pesan ‘lihat nih que wanita bercadar’, bagi ikhwan juga sama, sangat ganjen bin genit, up load foto-foto agar dikomenin akhwat. Norak khan? Hihihihi. Tipe ini mirip jiwa-jiwa artis. Dahulu hanya artis saja yang bisa berpose-pose ditempat umum, tetapi era sekarang beda, orang biasa pun bisa mengalahkan rating artis, siapa aja yang tertarik boleh memberikan komentar.
2. TABUR SIMPATI
Ciri-ciri dari tipe ini adalah pribadinya yang sangat cengeng, rapuh, mellow, dan seabrek kata sedih lainnya. Semua suasana hatinya akan tumpah ruap dipesbuk. Kalau lagi sedih akan bilang ‘que dijahilin’, que disakitin’, que dibohongin’ de el el. Kalau pas bahagia juga gitu, statusnya berisi ‘asek dapat tiket undian ke new zealand’, ‘hore dapet undian lotre’, ‘uh senengnya dikecup pasangan’, hihihi, lebay bin alay khan. Gak tau ini ajaran siapa yang dipakai.
Rasulullah dan para generasi salaf adalah sebaik-baik generasi yang sangat menyembunyikan amalan-amalan. Kebaikan mereka tidak dapat dihitung, keshalehan mereka juga diacungi jempol, tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat menghindari riya’, menghindari pujian dan simpati.
3. TIPE PUBLIC FIGURE
Manusia jenis ini sangat aktif mengkampanyekan dirinya didumay. Sangat ahli mencari cara agar manusia berduyun-duyun mengalihkan pandangan padanya. Seakan-akan dia adalah manusia hebring, cerdas, mempesona dan punya nama mendunia (hihihi, emang artis Hollywood yang kerjanya pamer).
Postingan manusia jenis ini macam-macam. Dari yang ngejiplak  tulisan orang lalu diklaim karyanya sendiri, ampe postingin foto dari internet yang cakep and dibilang fotonya sendiri. Dan manusia jenis ini tidak segan-segan memakai universitas, kota dan Negara beken untuk menarik manusia agar menyukai dirinya.
Misalnya dia di Hong Kong sebagai pekerja biasa akan menuliskan Kairo-Mesir diakunnya, pekerja di Indonesia akan memakai Negara Amrik agar sibilang wah, kerja dikampung lalu mengatakan kerja di Australia agar terlihat gimane gitu. Sesuatu banget khan? Hihihi.
Sebenarnya masih banyak tipe-tipe lain, tapi saya hanya menyebutkan tiga saja. Yang sangat bagus dan salut tuh pada pesbuker yang memakai pesbuk untuk menggali ilmu, menbebar dakwah ato jualan, jadi waktu pesbukannya engga sia-sia. Yang over PD didumay juga cepet dibenerin, ntar pas diajak kopdar ga sepede didumay khan malu-maluin, iya ga sob? Dan trakhir pesan penulis adalah, hati-hati aja dengan pribadi dumay, dan yang pasti ‘don’t judge person by facebook profile’. Smile ^_^ [voa-islam.com]